Percakapan di ruang maya, antara Saya dan Aku

Hari ini, ada dua ruh yang bercakap-cakap di ruang mayaku.
Yah, mereka kuberi nama; Saya dan Aku.
Kurang lebih seperti ini perkapan mereka:

SAYA:
EL, kamu ingin jadi penulis?
Hem... penulis tuh dah banyak, dan hebat-hebat.
Mereka berlatar belakang pendidikan di luar negeri, belajar sastra sejak dini, miliki fasilitas menulis yang memadai.
Kamu, hanya pinjam komputer teman, kadang harus ngumpulain duit untuk internetan.

AKU:
Iya, benar. Aku ingin jadi penulis dan sedang belajar menulis.
Loh, kan gak ada kata terlambat untuk memulai sebuah impian.
Toh ada yang bisa nulis buku luar biasa dari balik jeruji.
Toh ada yang bisa menulis buku best seller, hanya dengan fasilitas seadanya dan modal lima jari.
Yah... aku coba aja dulu. Lagian, niatnya kan untuk ibadah.
Jadi, aku yakin Tuhan akan mempermudah perwujudannya.

SAYA:
O, gitu ya?
Terus, katanya kamu sedang belajar dan menggeluti profesi sebagai motivator?
Dan bermimpi ingin keliling Indonesia berbagi inspirasi. Benar gak sih?
Walah... saya pikir orang di negeri ini gak butuh motivasi lagi bro!
Semua dah pada semangat! Udah pandai bermimpi dan mampu mewujdukan mimpi mereka.
Gak perlu diberi motivasi. Lagian, dah banyak motivator kelas dunia, kamu baru anak kemarin!

AKU:
Yup! Insya Allah bisa.
Manusia pasti butuh dorongan untuk terus maju menggapai impiannya, baik dari dalam maupun dari luar.
Hidup gak selalu indah dan berjalan pada relnya. Kadang jatuh, tak tahu arah hidup, bingung, bahkan pesimis.
Nah, pada situasi kayak gitu, motivator dibutuhkan.
Yee, setiap pribadi kan memiliki latar belakang dan ciri khas sendiri kawan.
Jangan samakan aku dengan motivator lainnya.
Lagian, mereka yang berhasil menginspirasi, bukan sebatas tingginya ilmu, bukan sebatas sepandai apa beretorika.
Tapi, juga didukung faktor "power dari dalam". Yakni; sebanyak apa pengalaman hidup yang benar-benar dijalani.
Nah, dengan pengalaman itulah aku akan berbagi.
*Jawab aku meyakinkan saya, sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya.

SAYA:
Oh ya, yang terakhir...
Saya dengar kamu pengen jadi pemimpin ya? Apa tuh? Bupati? Gubernur? atau??
Saran saya... jangan terlalu tinggi cita-citanya!! Ntar jatuhnya sakit loh! Dunia sekarang kalau pengen megang pucuk pimpinan/kepala daerah, harus punya uang banyak. Masyarakat kita pada matre! Doyan disuap!
Ssistem politik dikendalikan uang! Aturan main pemilihan pemimpin didikte oleh kekuasaan.
Jjadi kalau wong cilik kayak kamu, meski mampu dan berkualitas, gak usah mimpi jadi leader!!

AKU:
Iya... mimpi jadi pemimpin itu sudah tertanam sejak dulu. Sebelum aku terjebak di dunia politik, hukum, dan literasi.
Dan aku belajar menempa diri tuk jadi leader, sejak usia dini.
Yah, setidaknya aku belajar memimpin diriku sendiri, agar selamat dari keterpurukan, ketika aku masih usia belia.
Setidaknya... kapan pun, di mana pun, dalam komunitas apa pun yang kugeluti, aku selalu dapat amanah jadi leadernya. Internal maupun eksternal. Maya maupun nyata.
Loh... kan keburukan citra kepemimpinan di negeri ini gak akan bertahan selamanya.
Akan tiba masanya, di mana rakyat akan cerdas memilih.
Akan datang waktunya, persekongkolan kejahatan dikalahkan oleh kebaikan.
Akan tiba saatnya, kaum mayoritas yang zalim, akan dikalahkan oleh kaum minoritas yang berjuang untuk kebenaran.
Lagian... jadi pemimpin juga gak mesti jadi pejabat kalle!!
Kan banyak cara lain, banyak jalur lain, kalau gak bisa jadi leader di masyarakat, ya bikin dunia sendiri dalam imaji, trus jadi pemimpin dech di sana... hehe... gitu aja kok repot!

Aku merasa lega, karena berhasil menjawab introgasi Saya.
Saya pun berlalu, dan tertunduk pilu. Karena tidak berhasil memengaruhi aku, agar melupakan mimpi-mimpinya.

*risalah mimpi, di siang hari, ba'dah dzuhur.
__________

Sahabat...
udah, gak usah cari alasan untuk gak berhasil.
mulai sekarang, bermimpilah...
perbesar impian itu, semaikan dengan cinta dan keyakinan.
rawat pertumbuhann dan perkembangannya dengan ikhtiar; memantaskan diri tak berkesudahan.

dan jangan lupa, cintailah setiap prosesnya...
tepis semua ragu yang kadang muncul, karena keraguan hanya membuat kita kalah sebelum berjuang.
semoga Alam ikut berkontribusi, dalam perwujudan impian kita.
Insya Allah.

Catatan:
Sahabat yang punya impian, tulis mimpinya di komentar catatan ini yaa...
el pengen tahu dan mendo'akannya agar terwujud.

*Erpin Leader (Sang Leader, Writer Pengobar Semangat)

1 komentar:

  1. Jika kau bertanya tentang mimpi-mimpiku,aku pasti akan terdiam sejenak untuk memikirkannya.bukan karena aku tak punya impian,tapi justru karena banyaknya impianku hingga tak sanggup menyebutkannya satu persatu.Yang pasti dan sudah tentu diinginkan semua orang "AKU HARUS SUKSES".Disini aku bukan hanya ingin meraih mimpiku sendiri,tapi juga mimpi-mimpi orang-orang yang kusayangi.Orang tua yang begitu kuat keinginannya tuk berkunjung ke rumah Allah,niat mulia ayah tuk merenovasi musholla,dua adikku yang begitu gigih tuk memperoleh pendidikan tinggi...
    Aku tahu aku tak sendiri.Mereka sama dengan ku...berjuang mengerahkan seluruh tenaga tuk mewujudkan semua angan dan mimpi.Karena itulah aku bertahan dengan semua ini.Aku bersyukur Allah memberikan kekuatan kepadaku dengan cinta-Nya yang Dia kirim lewat cinta orang-orang yang kusayangi.I Love you all my family

    BalasHapus